Title : Time [ 1 ]
Cast : Ren And Jasper
Note : I have no female chara, so
I always use male chara for every my
script. But this is just story, so I think, dats not a big problem. Thank you.
Draf 1. 27 juni 2013
ALL IS OWN.
Begin
Tik. Tok. Tik. Tok. Tik. Tok. Hening.
Tidak ada suara yang terdengar di dalam
ruangan sepi itu. Selain suara jam dinding yang terus saja berdetak dan
berputar, menandakan jika waktu terus saja berlalu tanpa bisa dihentikan. Angin berhembus lembut menerbangkan korden
dengan jendela yang terbuka, hempasan kecil di rambut pink rose itu, wajah yang
pucat terlihat bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Lembaran
kertas yang di peganngya perlahan di tutupnya, tanpa suara. Orang yang duduk di
depannyapun tidak kembali berkomentar, sembari membenarkan kacamatanya, orang
itu memperhatikan orang di depannya dengan mata hijaunya, tidak ada kalimat
yang ingin di ucapkannya, namun dirinya hanya berfikir jika memang sangat
menyakitkan bagi anak yang baru saja berumur 19thn mengalami hal ini.
“ apa yang harus q lakukan? “
Anak itu kembali membuka
percakapan masih dengan wajahnya yang tertunduk. Orang itu tidak langsung
menjawab dan mengambil kertas lain yang bertuliskan nama anak itu di atasnya.
Jasper C. Casttleland. Leukemia mielositik kronis.
“ tetap jalani hidup mu seperti
biasa, dan cobalah untuk hidup lebih lama “
Jasper tidak langsung menjawab,
dirinya diam dan menutup matanya perlahan, bagaimana bisa dirinya terkena
penyakit seperti itu, penyakit yang bahkan sudah pasti akan membunuhnya
dengan waktu sekitar 1 tahun, lebih
ataupun kurang, namun itu sesuatu yang sudah pasti.
“ caril. Aq…….. “
Keadaan kembali hening, jasper
membuka matanya dan memandang lantai berkeramik krem itu, suara suara lain
terasa sangat terdengar, suara anak kecil, ibu ibu yang sedang mengobrol, angin
yang menyapa lembut, membuatnya sangat tersadar jika dirinya memang sedang
berada di rumah sakit, di ruangan caril, dokter yang memeriksanya dan juga
teman dari kakaknya. Ruangan yg dekat dengan taman tempat orang orang
beristirahat. Walaupun apa yang benar2 diinginkannya adalah jika dirinya sedang
berhayal, walaupun itu terdenga r sangat tidak mungkin.
“ bersikaplah normal “
“ tidak bisa, ini membuat q
sangat terpukul kau tau? “
Jasper mengangkat wajahnya dan
melihat caril dengan wajah yang hampir saja menangis
“ ketika mengetahui sebuah kenyataan yang menyakitkan, bagaimana
bisa aq kembali bersikap normal “
“ lalu kau akan seperti apa? Kau
akan meratapi hidup mu? Seperti itu? “
“ kau tidak tahu apa yang q
rasakan… “
Suara jasper meninggi…
“ kau juga tidak tahu apa yang ku
rasakan, kau kira membritahu pasien tentang sesuatu yang menyakitkan itu hal
mudah? Kau tahu, aq berulang kali memeriksa
hasil dari pemerikasaan mu, aq berharap jika semua ini salah, aq
berharap jika aq lah yang salah. Namun hasilnya tetaplah sama. Itu menyesakan.
Aq menyangi mu. Aq sudah menganggap mu saudara, dan aq harus menyampaikan
berita ini padamu. kau kira itu hal yang menyenangkan? Kau kira itu tidak
menyakitkan?“
Hening. Jasper tidak kembali
menjawab, entah kenapa, tapi suara angin terdengar lebih keras.
-.-.-.-
Jasper berjalan di jalanan kota
archangel yang lumayan sepi, orang orang terlihat santai melakukan aktifitas
mereka masing-masing. Walaupun pusat kota, jalanan terlihat lenggang dari
kendaraan kendaran pribadi ataupun umum. Angin masih berhenbus dan udara
semakin dingin karena waktu yang mulai menunjukan sore hari. Jasper
menghentikan langkahnya dan melihat kearah taman kota, melihat anak kecil yang
sedang bermain, tertawa lepas dan juga ada yang menangis karena dirinya tidak
diajak bermain sehingga orang tuanya harus menghampirinya dan menghentikan
tangisannya. Jasper tersenyum kecil dan
kembali melangkahkan kakinya, memandang gedung gedung2 yang tinggi dan kembali
mengalihkan pandangannya pada setiap toko yang di laluinya. Memperhatikan
setiap gerakan orang lain dan juga aktifitas lainnya.
“ aq pulang “
Jasper membuka pintu rumah dan
berjalan masuk kedalam ruang tengah melemparkan tasnya keatas meja sembarangan.
“ sudah pulang? Bagaimana hari mu
hari ini? “
Terdengar sahutan dari arah dapur
“ seperti biasa “
Jasper tersenyum kecil sembari
mengambil minuman dingin dari dalam kulkas, meminumnya dan memperhatikan laki
laki dengan rambut abu2 yang terlihat
sedang sedang memasaka untuk makan malam. Renald falcone. 23thn
“ syukurlah, aq senang mendengarnya, bagaimana dosen yang
menurutmu menyebalkan itu? Apa dia memberimu tugas yang tidak biasanya itu? “
Ren melirik jasper sembari
mengaduk bumbu yang sedang di masaknya.
“ dia tidak masuk. Aq bersyukur
sekali “
Jasper melangkahkan kakinya
kembali masuk ke ruang tengah dan mensandarkan tubuhnya di sofa, menutup
matanya perlahan dan merasakan hembusan angin yang masuk, tersenyum miris
ketika kembali mengingat apa yang dikatakan caril padanya, bagaimanapun juga,
Ren tidak boleh mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya.
“ aq tidak mau membuat Ren
khawatir “
Jasper bergumam kecil dan tidak
terasa, sapaan angin membuatnya dirinya mengantuk dan akhirnya tertidur. Merasa
keadaan kembali hening, ren melirik kearah ruang tengah dan melihat jasper yang
tidak bergerak.
“ apa dia tertidur? “
Ren mematikan kompor dan mencuci
tangannya, setelah itu mendekati jasper
dan tersenyum kecil ketika melihatnya tertidur polos sembari duduk.
Namun Ren agak mengerutkan keningnya ketika menyadari sesuatu.
“ kau terlihat pucat jas “
Ren bicara sendiri dan
memperhatikan anak yang di depannya ini dengan lekat
“ ng.. “
Jasper agak membuka matanya dan
langsung terbangun ketika melihat Ren sudah berdiri di depannya
memperhatikannya
“ ah, aq tertidur yah “
Jasper bangkit dan mengambil
tasnya, namun Ren menahan tangannya ketika dirinya akan pergi.
“ tunggu “
“ iyah? “
Jasper melihat Ren dengan wajah
innocentnya.
“ kau sakit? Wajahmu terlihat pucat?
“
“ eh? Tidak, aq mungkin hanya
sedikit kecapaian “
Jasper tersenyum kecil, membuat
ren melepaskan tangannya dalam waktu yang lumayan lama. Ren diam memandang
jasper yang naik ke kamarnya dengan ekspresi wajah yang sama..
“ kau tidak bisa menyembunyikannya
dari q “
Ren bergumam kecil dan kembali ke
dapur, membereskan masakannya.
Sedangkan di dalam kamar, jasper
menyimpan tasnya di atas tempat tidur dan menjatuhkan tubuhnya yang mulai
terhyung.
“ maaf Ren “
-.-.-.-
Jasper turun keruang tengah
sembari mengeringkan rambutnya yang basah, melihat ren yang sedang menata meja,
membuatnya tidak pikir panjang langsung mengambil satu udang goreng yang masih
hangat.
“ heh!. Tidak boleh makan dulu “
Ren melirik jasper dengan tajam
“ lapar… hehehe… “
Jasper tertawa kecil dan
menghabiskan udang goreng yang berada di mulutnya, namun ketika dirinya akan
kembali mengambil udang gorengnya, tiba tiba saja pisau dapur melesat dan
menancap tepat di depan tangan jasper sehingga tangan jasper langsung berhenti
dan jasper melompat kaget
“ kau ingin melubangi tanganku
hah? “
Jasper terlihat protes.
“ ahahahaha… jangan dulu makan…
biarkan sajian ini tersaji secara sempurna “
“ lama “
Jasper tidak menghiraukan ren dan
kembali mengambil udangnya.
“ kau tidak mengerti seni “
Ren sweatdrop dan akhirnya
menyelesaikan sajainnya
“ tadaa,, makan malam… “
Ren melepas celemeknya dan
berjalan menuju kamar.
“ aq tidak akan memaafkan mu jika
ketika aku kembali udangnya sudah habis “
Ren terlihat mengerikan dan itu
hanya membuat jasper tertawa semari mengeringkan rambutnya dan mengunyah udang
yang di ambilnya secara illegal itu.
“ q akui, si aneh itu jago dalam
hal memasak “
Jasper kembali mengambil udangnya
dan duduk di sofa, menonton acara berita sembari menunggu Ren selesai.
Jasper duduk begitu saja, sembari
mengunyah udang jasper memperhatikan setiap berita yang di tontonnya, terlihat
serius namun bukan karena apa yang di tontonnya, perkataan caril dan juga hasil pemeriksaannya terus saja
berputar di kepalanya. Apapun yang dilakukan tidak bisa menghentikan
penyakitnya. 1 tahun adalah waktu yang tersisa, kurang ataupun lebih,
tergantung dari dirinya yang bisa bertahan atau tidak. jasper menoleh kearah
tangga, entah kenapa tapi sekarang yang berada di kepalanya adalah Ren, orang yang
tinggal bersama dirinya dan juga orang yang selalu menjaganya, seperti kaka
sendiri, walaupun sebenarnya mereka tidak mempunyai hubungan darah ataupun
keluarga. Hubungan mereka sangat dekat dan dirinya tidak bisa menyembunyikan
apapun dari Ren, walupun dirinya mengetahui jika cepat atau lambat ren akan
mengetahui keadaan dirinya yang sesungguhnya. Dan dirinya tidak bisa
membayangkan bagaimana reaksi ren jika mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya
Diisolve
“ kau mengambil 3 udang “
Ren duduk melihat jasper yang
mengambil nasi
“ kau lama, jadi ya, aq mengambil
apa yang terlihat “
“ hahhhh… “
Ren menghela nafas kecil dan
menerima piring dari jasper dengan nasi di atasnya.
“ kau terlihat pucat “
Ren memperhatikan jasper sembari
mengambil udang untuk dirinya
“ aq merasa biasa saja “
Jasper melirik ren dan mengambil
bagiannya.
“ syukurlah jika seperti itu “
DEG! Dalam 1 detik jasper
menghentikan tangannya, membuat Ren langsung menghentikan suapannya dan agak
mengangkat alisnya
“ ada apa? “
“ aq baru ingat… “
“ apa? “
“ aq haus.. hehe “
Jasper tertawa dan minum, setelah
itu kembali pada aktifitasnya…
-.-.-.-
1 dtik, 1 menit, 1 jam, 1 hari, 1
minggu, 1 bulan, waktu terus saja berlalu dengan cepat, terlihat jasper yang
selalu biasa saja di depan ren, melakukan aktifitas secara biasa dan juga semua
hal dengan biasa, walaupn kadang dirinya merasa jika kepala berputar cpat,
namun selalu menahannya. Caril memerinya obat, entah untuk apa namun yang pasti
itu sedikit bisa membantunya dalam menghilangkan sedikit rasa sakitnya.
“ cih “
Jasper mendengus kecil
mensandarkan tubuhnya pada tembok kelas, membuat orang orang melihatnya dengan
heran namun tidak menghiraukannya. Rasa pusing kembali kambuh dan juga
pandangan yang berputar, tubuh yang mendadak lemas membuatnya sangat kesal.
“ kenapa harus di tempat seperti
ini.. “
Jasper merosot dan bersandar,
rasa sakit yang di tahan membuatnya terengah. Pada akhirnya jasper menyadari
jika salah satu kenalannya sudah berdiri
di depannya dengan wajah heran.
“ jas. Kau baik baik saja? “
“ ah ya, aq baik baik saja, tidak
apa apa “
Jasper memandang orang itu. Laki
laki berambut coklat, salah satu dosen muda di universitasnya dan juga Teman
baik ren. Hyo.
“ kau terlihat aneh dan juga
pucat “
Jasper tidak kembali menjawab dan
malah menundukan wajahnya, sakitnya semakin menjadi, kenapa harus hyo, jika
seperti ini, hyo akan membicarakannya dengan Ren dan Ren akan mengetahui hal
yang sebenarnya.
“ aq tidak apa apa “
Jasper mencoba berdiri, namun
percuma, walaupun jasper memaksakan tubuhnya, tubunya hanya terhuyung dan
akhirnya jasper terjatuh dengan pandangan yang sudah berubah gelap.
-.-.-.-
“ aq tidk bisa mengantarnya, aq
tidak membawa kendaraan “
Sayup sayup terdengar suara hyo
yang sedang berbicara dengan seseorang. Jasper melirik hyo yang sedang berdiri
melefon seseorang yang dia yakini adalah ren
“ ya. Aq menjaganya “
Setelah itu sembungan tertutup.
Hyo menoleh kearah jasper dan melihat jasper sudah sadar.
“ aq kenapa? “
Jasper mencoba duduk dan memegang
kepalanya
“ kau pingsan. “
Hyo duduk dan memperhatikan
jasper
“ aq menemukan ini di dalam tas
mu “
Hyo menunjukan obat milik jasper
yang membuat jasper saat itu juga langsung tersentak kaget
“ apa yang kau lakukan? “
Jasper merebut obatnya dan
memasukannya kembali kedalam tasnya
“ kenapa membuka tas q
sembarangan? “
“ aq hanya melakukannya saja “
Hyo terlihat innocent mengangkat
bahunya
“ aq harus pergi “
Jasper turun dari tempat tidur,
walupun dengan tubuh yang terhuyung, jasper tetap memaksakan dirinya
“ ren sedang dalam perjalan. Kau
akan pulang begitu saja? ‘
“ tidak ada hubungannya dengan mu
“
Jasper terlihat kesal dan
berjalan keluar
“ kau yang bersikap aneh
membuktikan jika kau menyembunyikan sesuatu “
Hyo bicara santai dan duduk di
ranjang sembari memandang anak berambut pink itu dengan mata hijau mengkilatnya
“ dan sayangnya aq tau, obat apa
yang berada di dalam tas mu itu “
Mendengar itu jasper langsung
menghentikan langkahnya dan melirik hyo dengan tatapan khasnya
“ jangan katakan apapun pada Ren,
kumohon “
“ ceritakan maka aq akan
pertimbangkan “
“ huh! Aq tau kau akan tetap
menceritakannya “
Jasper mendengus kecil dan
kembali melangkahkan kakinya dan hyo hanya tersenyum kecil menghadapi anak yang
mendadak keras kepala ini
“ kenapa kau menyembunyikannya
dari Ren? “
Hyo mengikuti langkah jasper,
membuat jasper kesal namun tidak ada yang bisa di lakukannya.
“ kau tidak ingin membuatnya
khawatir? Seperti itu? “
Hyo terus saja bicara dan jasper
belum juga menjawab.
“ jangan berfikir seperti anak
kecil, jika seperti itu, kau hanya akan
menambah beban mu “
“ kau cerewet “
Jasper mendengus kesal dan hyo
hanya tersenyum kecil
“ yah,, terserah pada mu, namun
jangan salahkan aq jika aq kelepasan membocorkan rahasia mu “
Hyo melihat jasper sembari
tersenyum licik dan berjalan mendahuluinya
“ aq bahkan tidak mendengar kata
terima kasih “
“ kau menyebalkan “
“ hahaha “
Hyo tertawa kecil sedangkan
jasper cemberut.
-.-.-.-
Jasper duduk di lobi pintu masuk,
wajahnya terlihat semakin pucat, dirinya langsung mengangkat wajahnya ketika
mendengar panggilan yang di kenalnya
“ ren “
“ jas, bagaimana keadaan mu? Hyo member tahu q jika kau pingsan.. “
“ um ya, tadi, namun sekarang
sudah tidak apa apa “
“ kau yakin? “
Ren memperhatikan jasper
“ kau terlihat sangat pucat “
“ bisa qt pulang sekarang? “
Jasper mengalihkan pembicaraan.
Ren menyadari itu namun, dirinya tidak membahasnya.
Dalam mobil, jasper terlihat
lebih banyak diam, mengerutkan dahinya terlihat sedang menahan sesuatu
“ jas, apa qt perlu ke rumah
sakit? “
“ tidak, aq tidak apa apa “
“ kau terlihatr pucat “
“ ren… aq baik baik saja “
Jasper menoleh kearah Ren dan
memandangnya.
“ kau tidak bisa membohongi q jas
“
“ ren…. “
Jasper melihat Ren dengan tatapan
memelas
“ aq baik baik saja, tadi hanya
pingsan biasa “
Ren diam melihat jasper, tak lama
menghela nafas kecil dan tidak kembali berkomentar. Sedangkan wajah jasper,
terlihat kembali berubah menjadi sayu yang tidak dia sadari jika itu menyita
perhatian orang yang berada di sampingnya
FADE OUT
“ Aq tidak peduli apa yang q
lakukan, aq akan mengetahui apa yang kau sembunyikan “
Jasper beridiri di bawah kocoran
air keran yang berada di atasnya, air mengalir diatas kulitnya yang semakit
pucat itu dengan sempurna, dirinya hanya
diam dan menunduk, terlihat warna lain ikut mendominasi air yang mengucur itu.
Warna merah yang bercampur.
“ Ren… aq tidak bisa
mengatakannya “
Jasper bicara sendiri dan semakin
menunduk, merasakan setiap tetes air yang menyentuh setiap inchi kulitnya.
“ bagaimana keadaan jasper? “
Perkataan langsung hyo ketika
sahabatnya barusaja duduk di kursi yang sudah di pesannya.
“
dia baik baik saja, walaupun ada yang sedikit aneh dengan sikapnya “
Mendengar itu, hyo tersenyum
kecil dan melihat ren dengan serius
“ kau tidak tahu penyebab dari
sikapnya yang aneh itu? “
Mendengar perkataan hyo yang
memancingnya, ren langsung diam dan memandang sahabatnya itu dengan serius
“ kau tahu yang membuat jasper
bersikap aneh “
“ ahahahahaha “
Hyo tertawa penuh arti dan tiba
tiba saja menuliskan sesuatu diatas kertas dan memberikannya pada Ren
“ aq yakin kau tau, nama obat apa
itu “
Ren terdiam membaca nama obat
yang hyo tuliskan, mencoba mengingat. Saat itu pelayan mengantarkan pesanan
minuman yang mereka pesan dan hyo langsung meminumnya sembari mempehatikan orang di depannya yang tiba tiba saja
wajahnya memucat
“ apa maksudnya ini? “
“ kau sudah mengingatnya? “
“ tidak mungkin, bagaimana bisa?
“
“ Aq menemukan obat itu ada di dalam tas
jasper ketika dirinya pingsan, reaksinya lumayan membuat q kaget. Dan aq bisa
langsung menebaknya. “
“ kau bercanda “
Ren semakin terlihat serius
“ bagaimana jika kau
membuktikannya? “
Hyo tersenyum aneh dan
mendekatkan wajahnya pada Ren dan bicara dengan suara rendah
“ kau tau sendiri jika aq bukan
orang yang suka bermain main “
“ huh! “
Ren mendengus dan berdiri,
membalas senyum aneh hyo dengan senyuman smirknya
“ ya, bermain main dengan hal
normal.. “
Dan hyo membalas tatapan ren
dengan wajah – kau – tahu – siapa –aku.
-.-.-.-
Ren membuka pintu dengan biasa,
tidak terlihat hal lain di wajahnya selain hal yang biasa jasper lihat ketika
orang yang sudah dianggap kakanya ini kembali dari luar. Terlihat jasper yang
sedang memakan eskrim sembari menonton berita menoleh kearahnya dengan expresi
yang biasanya
“ kau pulang agak telat “
“ ya, aq tahu, ada sedikit
masalah di kantor “
“ apa? “
“ keterlambatan barang “
Ren mengambil eskrim dari tangan jasper dan memakannya
“ itu punya q “
Jasper terlihat cemberut
“ kau bisa mengambil yang baru “
Ren terlihat santai
“ harusnya aq yang mengatakan itu
“
Jasper bangkit dan mengambil yang
baru di lemari es, Ren tidak kembali menjawab dan malah memperhatikan jasper
dengan lekat dan juga tajam
“ kenapa kau menyembunyikannya
dari q “
Ren bergumam kecil.
-.-.-.-
Dikamar. Terlihat jasper kembali
membuka surat pemeriksannya. Sudah 2 bulan setelah dirinya di vonis, jasper
diam berdiri dan menghela nafas kecil
“ kenapa? “
namun tiba tiba saja jasper
menoleh kearah pintu ketika mendengar pintu terbuka dengan kertas yang masih
ditangannya.
“ jas, kau belum tidur? “
“ ren.. ya. Aq belum “
Jasper memasukan kembali
kertasnya dan berusaha terlihat biasa saja
“ kertas apa itu? “
Ren masuk kedalam kamar dan
mendekati jasper yang sudah kembali memasukan kertasnya kedalam amplop.
“ archangel hospital? “
Ren berdiri memperhatikan jasper
dan juga amplopnya, entah tapi dirinya merasakan jika semua yang dikatakan hyo adalah benar.
Walaupun dengan hanya clue salah satu nama obat, namun ren bisa menebaknya dan
merasa yakin. Jasper diam, sial sekali, kenapa ren harus masuk saat dirinya
sedang memegang surat itu, dan dengan begini, jasper bingung apa yang akan
dilakukannya, tetap menutupi keadaanya atau mengatakan hal yang sebenarnya,
namun bagaimanapun juga, dirinya tidak bisa. Ini sangat menyakitkan.
“ jas, boleh aq melihat
kertasnya? “
Ren semakin dekat
“ tidak “
Jasper meremas amplopnya dan
menyembunyikannya di belakang tubuhnya
“ ren tidak boleh membacanya, ren
tidak boleh mengetahuinya “
“ tapi aq sudah “
Ren berhenti mendekati jasper dan
melihatnya dengan sayup
“ sebenarnya ada apa? Kenapa kau
menyembunyikannya dari q. “
Tidak ada jawaban
“ apa aq tidak kau percaya?
Sehingga kau tidak mengatakan hal yang sebenarnya? “
“ aq tidak mau “
Jasper melangkahkan kakinya
kebelakang dan agak menjahui orang di
depannya itu
“ aq tidak mau ren mengetahui
keadaan q. aq tidak mau membuat ren khawatir “
Jasper menggeleng kecil dengan
wajah yang semakin menunduk. Sedangkan ren hanya diam, rasa yang entah kenapa
terasa sakit. Entah sakit karena jasper tidak mempercayainya, atau karena sakit
menerima kenyataan jika semua yang dipikirkannya adalah benar
“ jasper.. “
“ no. ren.. “
Jasper semakin mundur dan
akhirnya tubuhnya tertahan di tembok. Merosot pelan dengan pandangan yang mulai
memudar
“ aq tidak ingin…. Membuat Ren
khawatir “
Jasper tersenyum kecil di sisa
kesadarannya dan akhirnya roboh, seketika wajah Ren memucat dan langsung
berlari pada tubuh yang lemas itu
“ jasper “
-.-.-.-
Caril menutup pintu ruangan dan
menghela nafas pelan
“ bagaimana jasper? “
Ren langsung bertanya dan berdiri
di depan caril yang terlihat prihatin
“ sebaiknya kau jangan terlalu
menekannya “
Caril melihat ren
“ itu hanya akan memperpendek
umurnya “
“ aq hanya bertanya “
Ren mengikuti caril yang berjalan
menuju ruangannya
“ tapi kau memaksanya “
Caril melirik ren dengan tajam,
membuat Ren terdiam dan menghentikan langkahnya
“ biarkan dia istirahat “
Ren hanya mengangguk kecil tidak
kembali menjawab, dan hyo hanya berdiri dibelakang ren sembari melihat caril
dengan tatapan angkuh
“ dia jujur sekali “
-.-.-.-
Ren voice over
Bodoh sekali, kenapa kau tidak
meberitahu q tentang keadaan mu? Kau tau, aq seperti orang bodoh disini,
khawatir dan terus saja memikirkan mu, kau membuat q shock dimana aq bahkan
tidak tahu keadaan sebenarnya dari orang yang q sayangi. Kenapa kau tidak mengatakannya dan
bahkan menyembunyikannya. Apa kau tidak percaya pada q untuk menjaga mu dan
berusaha membantu menyembuhkan mu? Apa yang kau pikirkan? Kau ingin agar aq
tidak khawatir? Kau salah, aq semakin khawatir ketika aq tidak mengetahui
keadaan mu. Bodoh. Sekarang aq bertingkah seperti orang gila yang tidak bisa
melakukan apapun.
Ren voice over end
TO BE CONTINUED
No comments:
Post a Comment